Pengertian Konsinyasi
Konsinyasi (consignment) menurut Hadori Yunus – Harnanto
adalah suatu perjanjian dimana salah satu
pihak yang memiliki barang menyerahkan sejumlah barangnya kepada pihak tertentu
untuk dijualkan dengan memberikan komisi tertentu.
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Pemilik yang memiliki barang atau yang menitipkan barang disebut pengamanat (consignor), sedang pihak yang dititipi barang disebut disebut komisioner (consignee). Bagi pengamanat barang yang dititipkan kepada pihak lain untuk dijualkan dengan harga dan persyaratan tertentu biasa disebut sebagai barang-barang konsinyasi (consignment out), sedangkan bagi pihak penerima barang-barang ini disebut dengan barang-barang komisi (consignment in).
Dalam transaksi konsinyasi penyerahan barang dari
pengamanat kepada komisioner tidak diikuti dengan penyerahan hak milik atas
barang yang bersangkutan. Meskipun diakui bahwa dalam transaksi konsinyasi itu
telah terjadi perpindahan pengelolaan dan penyimpanan barang kepada komisioner,
namun demikian “hak milik”
atas barang yang bersangkutan tetap berada pada pengamanat (consignor). Hak
milik akan berpindah dari pengamanat apabila komisioner telah berhasil menjual
barang tersebut kepada pihak ketiga.
Terdapat perbedaan prinsipal antara
transaksi penjualan dengan transaksi konsinyasi. Dalam transaksi penjualan hak
milik atas barang berpindah kepada pembeli
pada saat penyerahan barang. Di dalam transaksi konsinyasi penyerahan
barang dari pengamat kepada komisioner tidak diikuti adanya hak milik atas
barang yang bersangkutan.
Karakteristik dan Keuntungan Penjualan Konsinyasi
Karakteristk
penjualan konsinyasi yang sekaligus merupakan perbedaan perlakuan akuntansi
dengan transaksi penjualan yaitu :
a) Barang-barang konsinyasi harus dilaporkan sebagai
persediaan oleh pengamanat karena hak milik atas barang-barang konsinyasi masih
berada ditangan pengamanat. Barang-barang konsinyasi tidak boleh diakui sebagai
persediaan oleh pihak komisioner (consignee).
b) Pengiriman barang-barang konsinyasi tidak mengakibatkan
timbulnya pendapatan dan tidak boleh dipakai sebagai kriteria untuk mengakui
timbulnya pendapatan, baik bagi pengamanat maupun bagi komisioner sampai barang
dagangan dapat dijual kepada pihak ketiga.
c) Pihak pengamanat (consignor) sebagai pemilik barang tetap
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua biaya yang berhubungan dengan
barang-barang konsinyasi sejak saat pengiriman sampai dengan saat komisioner
berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga. Kecuali ditentukan lain
dalam perjanjian diantara kedua belah pihak.
d) Komisioner dalam batas kemampuannya mempunyai kewajiban
untuk menjaga keamanan dan keselamatan barang-barang komisi yang diterimanya
itu. Oleh karena itu komisioner perlu menyelenggarakan administrasi yang baik
dan tertib.
Pada pelaksanaan penjualan konsinyasi sebaiknya kontrak
perjanjian antara pengamanat dan komisioner harus dibuat terlebih dahulu. Isi
perjanjian biasanya terdiri dari beban-beban yang dikeluarkan oleh komisioner
yang ditanggung oleh pengamanat, kebijaksanaan harga jual dan syarat kredit,
komisi bagi komisioner dan laporan pertanggungjawaban oleh komisoner kepada
pengamanat (account sale) yang dilakukan secara berkala atas
barang-barang yang sudah terjual dan pengiriman uang hasil penjualan tersebut.
Alasan-alasan bagi pengamat untuk
mengadakan perjanjian konsinyasi
{ Konsinyasi merupakan suatu cara
untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen,
pabrikan,atau distributor.
{ Resiko-resiko tertentu dapat
dihindari oleh pengamat.
{ Mungkin pengamat ingin mendapatkan penjualan khusus dalam
perdagangan barang
barangnya,
terutama untuk ternak, hasil pertanian, dan lain-lain.
{ Harga eceran barang-barang yang
bersangkutan tetap dapat dikontrol oleh pengamat, demikian pula terhadap jumlah
barang-barang yang siap dipasarkan dan stock barang-barang tersebut.
Alasan-alasan
komisioner menerima perjanjian konsinyasi, antara lain:
Komisioner
dilindungi dari kemungkinan resiko gagal untuk memasarkan barang
barang tersebut atau keharusan menjual dengan rugi.
Resiko
rusaknya barang dan adanya fluktasi harga dapat dihindarkan.
Kebutuhan
akan modal kerja dapat dikurangi, sebab adanya barang-barang
konsinyasi yang di titipkan oleh pengamat.
Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban
berhubungan dengan perjanjian konsinyasi
Ketentuan-ketentuan dalam perjanjian
konsinyasi pada umumnya dinyatakan secara tertulis yang menekankan hubungan
kerja sama antar kedua pihak. Selain ketentuan dalam perjanjian, ada juga
ketentuan umum yang diatur oleh undang-undang (hukum) yang berlaku dalam dunia
perdagangan, antara lain:
1. Tentang hak-hak komisioner
a) Komisioner berhak mendapatkan komisi
dan penggantian biaya yang dikeluarkan untuk menjual barang titipan tersebut,
sesuai dengan jumnlah yang diatur dalam perjanjian diantara dua pihak.
b) Dalam batasan-batasan tertentu
biasanya kepada kuosioner diberikan hak untuk memberikan jaminan terhadap
kualitas barang yang dijualnya.
c) Untuk menjamin pemasaran barang yang bersangkutan komisioner
berhak memberikan syarat-syarat pembayaran kepada langganan seperti yang
berlaku pada umumnya untuk barang-barang yang sejenis, mskipun pengamanat dapat
mengadakan pembatasn-pembatasn yang harus dinyatakan dalam perjanjian.
2. Tentang Kewajiban-kewajiban
komisioner
a) Melindungi keamanan dan keselamatan
barang-barang yang diterima dari pihak pengamat.
b) Mematuhi dan berusaha semaksimal
mungkin untuk menjual barang-barang milik pengamat sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam perjanjian.
c) Mengelola secara terpisah baik dari
segi phisik maupun administratip terhadap barang-barang milik pengamat,
sehingga identitas barang-barang tersebut tetap dapat diketahui setiap saat.
d) Membuat laporan secara periodik
tentang barang yang diterima, barang-barang yang berhasil dijual dan
barang-barang yang masih dalam persediaan serta mengadakan penyelesaian
keuangan seperti dinyatakan dalam perjanjian.
Akuntansi untuk Penjualan Konsinyasi
v Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk pengamanat
1. Metode
terpisah
Di
dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan
konsinyasi juga harus dipisahkan . Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Konsinyasi”. Rekening ini
akan di debit dengan biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi dan
dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang konsinyasi. Jadi
pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang
Konsinyasi” adalah:
Pendebitan:
·
Harga pokok barang konsinyasi yang
dikirim
·
Biaya pengiriman barang-barang
konsinyasi
·
Biaya yang berhubungan dengan barang
konsinyasi yang dibayar oleh komisioner akan tetapi ditanggung oleh pengamanat.
Termasuk di dalam kelompok ini misalnya komisi, biaya perakitan dan sebagainya.
Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang
konsinyasi adalah hasil penjualan barang konsinyasi.
Pada
umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup 4 transaksi,
yaitu:
1. Pengiriman
barang konsinyasi
2. Pembayaran
biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
3. Menerima
laporan pertanggungjawaban dari komisioner
4. Menerima
pembayaran dari komisioner.
Pencatatan
terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pengiriman
barang konsinyasi
Transaksi
ini akan dicatat:
Barang
konsinyasi
xxx
Persediaan xxx
b. Pembayaran
biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi
ini akan dicatat:
Barang
konsinyasi xxx
Kas xxx
c. Menerima
laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada
saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3
hal, yaitu:
ü Penjualan
barang konsinyasi
ü Biaya
yang berhubungan dengan konsinyasi
ü Pembayaran
yang akan diterima dari komisioner
Transaksi
ini akan dicatat:
Piutang-
komisioner xxx
Barang
konsinyasi xxx
Barang konsinyasi xxx
d. Menerima
pembayaran dari komisioner
Transaksi
ini akan dicatat:
Kas
xxx
Piutang-
komisioner xxx
Contoh:
Pada
awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT
ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko
XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua
biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko
XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi
yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT
ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT
ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko
XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko
XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko
XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko
XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
-
Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
-
Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
-
Biaya 200.000,00 +
7.700.000,00
Kas
yang dikirim Rp. 42.300.000,00
Jurnal
yang dibuat oleh PT ABC adalah:
Transaksi
1
Transaksi
ini dicatat:
Barang
konsinyasi Rp.
30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi
2
Transaksi
ini dicatat:
Barang
konsinyasi Rp.
500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi
3
Transaksi
ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi
4
Transaksi
ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi
5
Transaksi
ini dicatat:
Piutang-komisioner
Rp. 42.300.000,00
Barang
konsinyasi Rp.
7.200.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Transaksi
6
Transaksi
ini dicatat:
Kas
Rp.
42.300.000,00
Piutang
komisioner Rp.
42.300.000,00
2. Metode
tidak terpisah
Di
dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan
laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan
yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan
biaya yang reguler.
Pada
umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam metode ini hanya
mencakup 3 transaksi, yaitu:
a. Pembayaran
biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
b. Menerima
laporan pertanggungjawaban dari komisioner
c. Menerima
pembayaran dari komisioner
Pencatatan
terhadap transaksi tersebut adalah:
a. Pembayaran
biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi
ini akan dicatat:
Biaya transport xxx
Kas xxx
b. Menerima
laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada
saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan mengetahui 3
hal, yaitu:
ü Penjualan
barang konsinyasi
ü Biaya
yang berhubungan dengan konsinyasi
ü Pembayaran
yang akan diterima dari komisioner
Transaksi
ini akan dicatat:
Piutang-
komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
Apabila
perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat juga harga
pokok penjualan.
c. Menerima
pembayaran dari komisioner
Transaksi
ini akan dicatat:
Kas
xxx
Piutang- komisioner xxx
Contoh:
Pada
awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT
ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko
XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua
biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko
XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi
yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT
ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT
ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko
XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko
XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko
XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko
XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
-
Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
-
Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
-
Biaya 200.000,00 +
7.700.000,00
Kas
yang dikirim
Rp. 42.300.000,00
Jurnal
yang dibuat oleh PT ABC adalah:
Transaksi
1
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
2
Transaksi
ini dicatat
Biaya
transport Rp.
500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi
2
Transaksi
ini dicatat:
Barang
konsinyasi Rp.
500.000,00
Kas Rp.
500.000,00
Transaksi
3
Transaksi
ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi
4
Transaksi
ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi
5
Transaksi
ini dicatat:
Piutang-komisioner
Rp.
42.300.000,00
Biaya
Rp. 7.700.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi
6
Transaksi
ini dicatat:
Kas
Rp.
42.300.000,00
Piutang
komisioner Rp.
42.300.000,00
v Prosedur akuntansi penjualan konsinyasi untuk komisioner
1. Metode
terpisah
Di
dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan
komisioner juga harus dipisahkan . Alat yang digunakan untuk mengumpulkan
pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”. Rekening ini
akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisi dan dikredit
dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi pendebitan dan
pengkreditan terhadap rekening “Barang
Komisi” adalah:
Pendebitan
Pendebitan
terhadap rekening ini terdiri atas:
·
Biaya perakitan
·
Jumlah yang harus dibayarkan kepada
pengamanat
Pengkreditan
Pengkreditan terhadap rekening barang
komisi adalah hasil penjualan barang komisi.
Pada
umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner hanya mencakup 4 transaksi,
yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual
barang komisi
3. Mengirim
laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
4. Mengirim
pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan
terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi
ini akan dicatat:
Barang
komisi xxx
Kas xxx
2. Menjual
barang komisi
Transaksi
ini akan dicatat:
Kas
xxx
Barang komisi xxx
3. Mengirim
laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
Transaksi
ini akan dicatat:
Barang
komisi xxx
Utang pengamanat xxx
4. Mengirim
pembayaran kepada pengamanat komisioner
Transaksi
ini akan dicatat:
Utang
pengamanat xxx
Kas xxx
Saldo
rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan
konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar
laba rugi”
Contoh:
Pada
awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT
ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko
XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua
biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko
XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi
yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT
ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT
ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko
XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko
XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko
XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko
XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
-
Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
-
Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
-
Biaya 200.000,00 +
7.700.000,00
Kas
yang dikirim
Rp. 42.300.000,00
Jurnal
yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:
Transaksi
1
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
2
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
3
Transaksi
ini dicatat
Barang
komisi Rp.
200.000,00
Kas Rp.
200.000,00
Transaksi
4
Transaksi
ini dicatat:
Kas
Rp.
50.000.000,00
Barang komisi Rp. 50.000.000,00
Transaksi
5
Transaksi
ini dicatat:
Barang
komisi Rp.
42.300.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Transaksi
6
Transaksi
ini dicatat:
Utang
pengamanat Rp.
42.300.000,00
Kas
Rp. 42.300.000,00
2. Metode
tidak terpisah
Di
dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan
dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan
pendapatan yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya
pendapatan dan biaya yang reguler.
Pada
umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner di dalam metode ini hanya
mencakup 3 transaksi, yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual
barang komisi
3. Mengirim
pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan
terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi
ini akan dicatat:
Utang
pengamanat xxx
Kas xxx
2. Menjual
barang komisi
Transaksi
ini akan dicatat:
Kas
xxx
Penjualan xxx
3. Mengirim
pembayaran kepada pengamanat
Transaksi
ini akan dicatat:
Utang
pengamanat xxx
Kas xxx
Contoh:
Pada
awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT
ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko
XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua
biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko
XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi
yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari 1991
adalah:
1. PT
ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga pokok
barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT
ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko
XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan sebesar
Rp. 200.000,00
4. Toko
XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko
XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko
XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
-
Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
-
Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
-
Biaya 200.000,00 +
7.700.000,00
Kas
yang dikirim
Rp. 42.300.000,00
Jurnal
yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:
Transaksi
1
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
2
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
3
Transaksi
ini dicatat
Utang
pengamanat Rp.
200.000,00
Kas Rp.
200.000,00
Transaksi
4
Transaksi
ini dicatat:
Kas
Rp.
50.000.000,00
penjualan Rp. 50.000.000,00
dan
Harga pokok penjualan Rp. 42.500.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.500.000,00
Transaksi
5
Transaksi
ini tidak dicatat
Transaksi
6
Transaksi
ini dicatat:
Utang
pengamanat Rp.
42.300.000,00
Kas Rp.
42.300.000,00
lengkap gan. makasih...
BalasHapusSama2
HapusSama2
Hapussumbernya apagan?
BalasHapusSuparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
HapusSumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-konsinyasi
Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
HapusSumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-konsinyasi
referensinya gan?
BalasHapusTerima kasih sudah berkunjung mbak astri..
HapusBerikut sumbernya
Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-konsinyasi
Terima kasih sudah berkunjung mbak astri..
HapusBerikut sumbernya
Suparwoto, L, 2011, akuntansi keuangan lanjutan, Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Sumber Website:
http://deanangs.wordpress.com/2012/11/12/contoh-soal-konsinyasi/
http://lecturer.poliupg.ac.id
http://resum.wordpress.com/2010/12/28/penjualan-konsinyasi/
http://goklatenjualango.blogspot.com/2012/10/pengertian-penjualan-konsinyasi
Makasi kang samgat bermanfaat
BalasHapusSori, berhubung blog ini selalu muncul di page 1. saya rasa harus ada revisi pada bagian HPP, dan penggunaan nama akun
BalasHapusmakasih atas infonya
BalasHapusAplikasi Absensi Guru dan Siswa
sangat bermanfaaat terimakasih atas infonya
BalasHapusSoftware Laporan Keuangan Perusahaan
Bermanfaat banget,terimakasih infonya.
BalasHapusJazakallah khoir atas artikelnya
BalasHapusBg, gimna klau ad yg mereturn barangnya ke consigneenya? Ad ayat jurnalnya gak?? Atau dikirim lgi keconsigkeconsignor???
BalasHapusterimakasih infonya, pas kebetulan lagi susun skripsi.
BalasHapusMau nanya itu transaksi pengiriman laporan penjualan gmn cara nyarinya?
BalasHapus