Rabu, 01 Januari 2014

Masalah Khusus dalam Hubungan Kantor Pusat dengan Kantor Cabang dan Transaksi dalam Mata Uang Asing



PENGIRIMAN BARANG KE CABANG DINOTA DIATAS HARGA POKOK

Di dalam pengiriman barang dagangan dari kantor pusat kekantor cabang sering kali dinota (dihargai) diatas harga pokok.
Harga yang dibebankan pada kantor cabang tersebut dapat sebesar harga jual dan dapat juga sebesar harga pokok ditambah mark up tertentu. Pengiriman barang dagangan dari kantor pusat ke kantor rcabang tersebut akan dicatat oleh masing-masing pihak sebagai berikut:

1.      Pencatatan oleh kantor pusat

Oleh kantor pusat kelebihan harga nota (harga yang dibebankan pada kantor cabang) diatas harga pokok akan dikredit kerekening “cadangan kelebihan harga” atau“ Laba kotor belum direalisir”. Jadi waktu ngirim barang dagangan kekantor cabang, kantor pusat akan mencatat:
a.       Apabila mencatat persediaan dengan sistem fisik:
Rekening Koran kantor cabang                               xxx
Pengiriman barang kekantor cabang                                  xxx
                        Cadangan kelebihan harga                                         xxx

b.      Apabila mencatat persediaan dengan system perpetual:
Rekening Koran kantor cabang                               xxx
Persediaan barang dagangan                                              xxx
Cadangan kelebihan harga                                      xxx

2.      Pencatatan oleh kantor cabang

Kantor cabang tidak akan mengetahui kalau harga nota yang dibebankan oleh kantor pusat tersebut adalah diatas harga pokok. Jadi kantor cabang akan mencatat berdasakan harga nota yang diterima. Jadi kantor cabang akan mencatat pengiriman barang dari kantor pusat tersebut adalah:
a.       Apabila mencatat persediaan dengan system fisik:
Pengiriman Barang dari kantor pusat                     xxx
                        Rekening Koran kantor pusat                                     xxx

b.      Apabila mencatat persediaan dengan system perpetual:
Persediaan barang dagangan                                              xxx
Rekening Koran kantor pusat                                              xxx
Pengiriman barang dagangan kekantor cabang yang di Nota diatas harga Pokok tersebut berartu saldo rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” lebih besar daripada saldo rekening“ pengiriman barang kekantor cabang”. Selisih kedua rekening tersebut adalah sama dengan cadangan kelebihan  harga atas barang yang dikirim selama periode yang bersangkutan. Saldo rekening“ cadangan kelebihan harga” pada akhir periode menunjukan jumlah cadangan kelebihan harga pada awal periode ditambah cadangan kelebihan harga atas pengiriman periode yang bersangkutan.
            Agar laporan keuangan kantor pusat dan laporan konsolidasi memberikan informasi yang sesungguhnya maka perlakuan terhadap cadangan kelebihan harga tersebut adalah sebagai berikut:
a.       Dalam laporan keuangan kantor pusat
Agar laba/rugidarikantorcabangmenunjukanlaba yang sesungguhnya, maka cadangan kelebihan atas barang dagangan yang dijual oleh kantor cabang akan diperlukan sebagai penambah laba dari kantor cabang melalui jurnal:
Cadangankelebihanharga                xxx
                                    Rugi-labakantorcabang                                  xxx
Saldo rekening “cadangan kelebihan harga“ yang sudah disesuaikan tersebut akan disajikan di dalam neraca kantor pusat sebagi pengurang rekening “rekening kantor cabang”.
b.      Dalam laporan keuangan konsolidasi
Dalam menyusun laporan keuangan konsolidasi seluruh saldo rekening “cadangan kelebihan harga” dan rekening timba balik yang lain harus dieliminasi. Jurnal eliminasi yang diperlukan tergantung pada saldo rekening yang harus dieliminasi, sedangkan saldo rekening yang harus dieliminasi tergantung pada system akuntansi persediaan yang dipakai dan dasar penyusunan laporan keuangan konsolidas. Jadi jurnal eliminasi yang harus dibuat juga tergantung pada system akuntansi persediaan dan dasar penyusunan neraca saldo, yaitu:
1)      Sistem fisik
Apabila perusahaan menggunakan system fisik maka jurnal eliminasi yang diperlukan akan tergantung pada dasar penyusutan laporan keuangan konsolidasi, yaitu:
a)      Laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo kantor pusat dan kantor cabang.  Dalam hal ini jurnal eliminasi yang diperlukan:
-          Untuk mengeliminasi saldo “Rekening Kantor Pusat” dan saldo “Rekening Kantor Cabang”, yaitu :
Rekening Kantor Pusat                       xxx
Rekening Kantor Cabang                       xxx
-          Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada awal periode, yaitu cadangan kelebihan harga atas persediaan awal yaitu:
Cadangan kelebihan harga                 xxx
Persadiaan awal                         xxx
-          Untuk mengeliminasi saldo rekening pengiriman barang dari kantor pusat, saldo rekening pengirian barang ke kantor cabang dan cadangan kelebihan harga atas barang yang di kirim selama periode yang bersangkutan.
Pengiriman barang ke kantor cabang            xxx
Cadangan kelebihan harga                                         xxx
Pengiriman harga dari kantor pusat                              xxx
-          Untuk mengeliminasi cadangan kelebihan harga atas persediaan akhir.
Persediaan akhir (rugi-laba)               xxx
Persediaan akhir (neraca)                                  xxx
b)      Laporan keuangan konsolidasi disusun dari laporan keuangan kantor pusat dan kantor cabang. Dalam hal ini jurnal konsolidasi yang diperlukan adalah:
-          Untuk mengeliminasi saldo “rekening kantor pusat” dan saldo “rekening kantor cabang”, yaitu:
Rekening kantor pusat             xxx
Rekening kantor cabang             xxx
-          Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga, baik atas barang yang sudah di jual maupun atas persediaan akhir, yaitu:
Cadangan kelebihan harga                 xxx
Persediaan (akhir)                                  xxx
Harga pokok penjualan              xxx
2)       Sistem perpectual
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpectual maka jurnal eliminasi yang diperlukan adalah:
a)      Untuk mengeliminasi saldo “rekening kantor pusat” dan saldo “rekening kantor cabang”, yaitu:
Rekening kantor pusat                   xxx
Rekening kantor cabang                   xxx

b)   Untuk mengeliminasi saldo cadangan kelebihan harga pada awal periode, yaitu cadangan kelebihan harga atas persediaan awal yaitu:
Cadangan kelebihan harga                       xxx
Persediaan (akhir)                            xxx
Harga pokok penjualan                    xxx

Contoh:
PT ABC mempunyai dua lokasi usaha, yaitu kantor psat yang berkedudukan di Jakarta dan kantor cabang di Yogyakarta. Kantor cabang menyelenggarakan akuntansi secara penuh. Neraca kantor pusat dan kantor cabang per 31 Desember 1991 adalah sebagai berikut:



Rekening
Kantor pusat
Kantor Cabang
Aktiva


Kas
 Rp          10,500,000.00
 Rp         7,000,000.00
pitang dagang
 Rp          27,000,000.00
 Rp         9,000,000.00
persediaan
 Rp          40,000,000.00
 Rp       25,000,000.00
rekening kantor cabang
 Rp          50,000,000.00

cadangn kelebihan harga
 Rp            3,500,000.00

aktiva tetap
 Rp          60,000,000.00
 Rp       25,000,000.00
akumulasi penyusutan
 Rp          19,000,000.00
 Rp         6,000,000.00
total aktiva
 Rp        165,000,000.00
 Rp       60,000,000.00
pasiva


utang
 Rp          25,000,000.00
 Rp       10,000,000.00
modal saham
 Rp        100,000,000.00

laba ditahan
 Rp          40,000,000.00

rekening kantor pusat
 Rp       50,000,000.00
total pasiva
 Rp        165,000,000.00
 Rp       60,000,000.00
Keterangan:
Persediaan kantor cabang sebesar Rp.25.000.000,- tersebut terdiri atas:
-          Rp.17.500.000,-berasal dari kantor pusat yang oleh kantor pusat telah dinota 25% diatas harga pokok (harga pokok Rp.14.000.000,- dan cadangan kelebihan harga Rp. 3.500.000,-)
-          Rp. 7.500.000,- berasal dari pihak luar.
Transaksi keuangan kantor pusat dan kantor cabang selama tahun 1991 adalah sebagai berikut:
1.      Pembelian barang dagangan:
-          Kantor pusat                     Rp.290.000.000,-
-          Kantor cabang       Rp.  80.000.000,-
2.      Pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang:
-          Harga pokok                     Rp.  80.000.000,-
-          Mark up 25%                    Rp.  20.000.000,-
Faktur (nota)               Rp.100.000.000,-
3.      Penjualan barang dagangan:
-          Kantor pusat                     Rp.250.000.000,-
-          Kantor cabang       Rp.200.000.000,-
4.      Penagihan piutang dagang:
-          Kantor pusat                     Rp.240.000.000,-
-          Kantor cabang       Rp.190.000.000,-
5.      Pelunasan utang dagang:
-          Kantor pusat                     Rp.275.000.000,-
-          Kantor cabang       Rp.  75.000.000,-
6.      Pengeluaran kas untuk membayar biaya komersial:
-          Kantor pusat                     Rp.  28.000.000,-
-          Kantor cabang       Rp.  15.000.000,-
7.      Pengiriman kas dari kantor cabang ke kantor pusat Rp.95.000.000,-
8.      Penyusutan aktiva tetap:
-          Kantor pusat                     Rp.    7.500.000,-
-          Kantor cabang       Rp.    3.000.000,-
9.      Pembebanan biaya kantor pusat kepada kantor cabang Rp.3.000.000,-
10.  Pembagian deviden Rp.25.000.000,-
Apabila semua jurnal sudah diposting, maka dapat disusun neraca saldo PT ABC per 31 Desember 1991 sebagai berikut:
Rekening
Kantor Pusat
Kantor Cabang
Debit


Kas
 Rp       17,500,000.00
 Rp          12,000,000.00
Piutang Dagang
 Rp       37,000,000.00
 Rp          19,000,000.00
Persediaan
 Rp       40,000,000.00
 Rp          25,000,000.00
Rekening Kantor Cabang
 Rp       58,000,000.00

Aktiva Tetap
 Rp       60,000,000.00
 Rp          25,000,000.00
Pembelian
 Rp      290,000,000.00
 Rp          80,000,000.00
Pengiriman Barang Dari Pusat

 Rp         100,000,000.00
Biaya Komersial
 Rp       32,500,000.00
 Rp          21,000,000.00
Total Debit
 Rp      535,000,000.00
 Rp         282,000,000.00
Kredit


Cadangan Kelebihan Harga
 Rp       23,500,000.00

Akumulasi Penyusutan
 Rp       26,500,000.00
 Rp            9,000,000.00
Utang
 Rp       40,000,000.00
 Rp          15,000,000.00
Modal Saham
 Rp      100,000,000.00

Laba Ditahan
 Rp       15,000,000.00

Rekening Kantor Pusat

 Rp          58,000,000.00
Penjualan
 Rp      250,000,000.00
 Rp         200,000,000.00
Pengiriman Barang Kecabang
 Rp       80,000,000.00

Total Kredit
 Rp      535,000,000.00
 Rp         282,000,000.00
`Keterangan:
Pada akhir tahun1991 diketahui besarnya persediaan sebagai berikut:
1.      Kantor pusat Rp.50.000.000,-
2.      Kantor cabang Rp.35.000.000,- yang terdiri atas:
-          Rp.25.000.000,- berasal dari kantor pusat yang oleh kantor pusat telah dinota 25% diatas harga pokok (harga pokok Rp.20.000.000,- dan cadangan kelebihan harga Rp.5.000.000,-)
-          Rp.10.000.000,- berasal dari pihak luar.
Apabila laporan keuangan konsolidasi disusun dari neraca saldo maka perlu dibuat jurnal penyesuaian dan jurnal eliminasi sebagai berikut:
1.      Untuk mencatat persediaan akhir, terdiri dari:
-          Kantor pusat               Rp.50.000.000,-
-          Kantor cabang             Rp.35.000.000,-
Jumlah                         Rp.85.000.000,-
Persediaan akhir – neraca      Rp.85.000.000,-
Persediaan akhir R/L              Rp.85.000.000,-
2.      Untuk mengeliminasi Rekening Kantor Cabang dan Rekening Kantor Pusat:
Rekening Kantor Cabang       Rp.58.000.000,-
Rekening Kantor Pusat           Rp.58.000.000,-
3.      Untuk mengeliminasi Cadangan kelebihan harga (laba kotor belum direalisasi) atas persediaan awal:
Cadangan kelebihan harga     Rp.3.500.000,-
Persediaan awal                     Rp.3.500.000,-
4.      Untuk mengeliminasi pengiriman barang dari kantor pusat ke kantor cabang:
Pengiriman barang kecabang             Rp.  80.000.000,-
Cadangan kelebihan harga                 Rp.  20.000.000,-
Pengiriman barang dari pusat            Rp.100.000.000,-
5.      Untuk mengeliminasi Cadangan kelebihan harga (laba kotor belum direalisasi) atas persediaan akhir:

Persediaan akhir (R/L)            Rp.5.000.000,-
Persediaa akhir (neraca)        Rp.5.000.000,-

1.2 PENGIRIMAN AKTIVA ANTARA KANTOR CABANG ATAS PERINTAH KANTOR PUSAT.

Apabila perusahaan sudah berkembang maka perusahaan dapat mempunyai beberapa kantor cabang. Dalam keadaan seperti ini seringkali terjadi jenis transaksi yang belum pernah dibahas dalam pembahasan dimuka, yaitu adanya transfer (pengiriman) aktiva, baik berupa kas, barang dagangan maupun aktiva yang lain diantara kantor cabang atas perintah kantor pusat. Transaksi tersebut akan melibatkan tiga pihak, yaitu kantor cabang pengirim, kantor cabang penerima dan kantor pusat. Oleh karena itu transaksi tersebut akan dicatat oleh tiga pihak. Pencataan dilakukan oleh masing- masing pihak akan tergantung pada jenis transaksi. Untuk mempermudah pembahasan maka transaksi pengiriman aktiva antar kantor cabang atas perintah kantor pusat dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
1)      Pengiriman kas
2)      Pengiriman barang dagangan yang dicatat atas dasar harga pokok
3)      Pengiriman harga dagangan yang dicatat diatas hrga pokok.

1.      Pengiriman Kas Antar-Kantor Cabang Atas Perintah Kantor Pusat


Transaksi ini akan mempengaruhi masing- masing pihak yang terkait sebagai berikut:
a.       Kantor cabang pengirim:
Dengan mengirim kas ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka jumlah kas dan kewajiban kepaa kantor pusat akan berkurang. Oleh Karena itu, pengirim kas ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat tersebut akan dicatat oleh kantor cabang pengirim:

Rekening kantor pusat …………………… xxx
            Kas …………………………………………xxx
b.      Kantor cabang penerima:
Dengan menerima kas dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka jumlah kas dan kewajiban kepada kantor pusat kan bertambah. Oleh karena itu, peneriman kiriman kas dari kantor caang lain atas perintah kantor pusat teresbut akan dicatat oleh kantor cabang penerima:

Kas …………………………….xxx
            Rekening kantor pusat ………………….xxx
c.       Kantor pusat:
Bagi akntor pusat adanya pengiriman kas antar kantor cabang atas perintah kantor pusat tersebut akan berakibat hak terhadap kantor cabang penerima bertambah dan hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang. Oleh karena itu, akan dicatat oleh kantor pusat:
Rekening kantor cabang penerima ……………………………..xxx
            Rekening kantor cabang pengirim ……………………………….xxx
Contoh:
            PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor cabang. Pada bulan Juli 1991 kantor pusat memerintahkan kantor cabang Bandung untu mengirim kas kekantor cabang Semarang sebanyak Rp. 10.000.000,00 atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut langsung dilaksanakan oleh kantor cabang Bandung. Transaksi ini akan dicatat oleh masing- masing pihak sebagai berikut:
a.       Kantor cabang Bandung (pengirim):
Rekening kantor pusat ……………… Rp.10.000.000,00
                        Kas ……………………………………….. Rp.10.000.000,00
b.      Kantor cabang Semarang (penerima):
Kas …………….. Rp. 10.000.000,00
                        Rekening kantor pusat …………….. Rp.10.000.000,00
c.       Kantor pusat:
Rekening kantor cabang Semarang …………..Rp. 10.000.000,00
                        Rekening kantor cabang Bandung …………. Rp. 10.000.000,00
            Apabila untuk penerimaan tersebut harus dikeluarkan biaya maka biaya tersebut akan ditanggung oleh kantor pusat, yangakan diakui sebagai biaya.
Contoh:
            PT A yang berkantor pusat di Jakarta mempunyai beberapa kantor cabang. Pada bulan Juli 1991 kantor pusat memerintahkan kantor cabang Bandung untuk mengirim kas kekantor cabang Semarang Rp.10.000.000,00 atas tanggungan kantor pusat. Perintah tersebut lansung dilaksanakan oleh kantor cabang Bandung. Untuk mengirim kas tersebut pengirim (kantor canbang Bandung) membayar biaya sebesar Rp.10.000,00. Transaksi ini akan dicatat oleh masing- masing pihak sebagai berikut:
a.       Kantor cabang Bandung (pengirim)
Rekening kantor pusat                                    Rp. 10.010.000
            Kas                                                      Rp.10.010.000
b.      Kantor Cabang Semarang (penerima)
Kas                                                      Rp. 10.000.000
            Rekening Kantor Pusat                       Rp.10.000.000
c.       Kantor Pusat:
Rekening kantor cabang semarang     Rp. 10.000.000
Biaya                                                   Rp. 10.000.000
            Rekening kantor cabang Bandung      Rp. 10.010.000


2.      Pengiriman Barang Dagangan Antar-Kantor Cabang Atas Perintah Kantor Pusat

   Akibat transaksi ini hamper sama dengan akibat pengiriman kas antar kantor cabang atas perintah kantor pusat. Adanya transaksi seperti ini berarti barang dagangan tersebut di angkut 2 kali, yaitu dari kantor pusat ke kantor cabang pengiriman dan dari kantor cabang pengirim ke kantor cabang penerima. Dengan adanya pengirimn 2 kali tersebut akan berakibat biaya angkutnya semakin besar. Oleh karena membesarnya biaya angkut tersebut akibat tindakan kantor pusat maka kelebihannya akan ditanggung oleh kantor pusat, sebagi kerugian, yaitu kerugian karena kelebihan biaya angkut. Dengan demikian akibat transaksi seperti ini terhadap masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
a.       Kantor cabang pengiriman:
Dengan mengirim barang dagangan ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat tersebut maka:
-          Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah biaya angkut baik dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan maupun dari kantor cabang yang bersangkutan ke kantor cabang penerima.
-          Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan system fisik) atau persediaan (apabila menggunakan system perpetual) akan berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim.
-          Biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan.
-          Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut dari kantor cabang yang bersagkutan ke kantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang pengirim:
Rekening kantor pusat                      ……………………………          xxx
         Pengiriman barang dari kantor pusat                                     xxx*)
         Biaya angkut               ……………………………                                  xxx*)
         Kas                  ……………………………………                                   xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan system perpetual  maka rekening “Pengiriman barang dari kantor pusat” dan “Biaya angkut” ini diganti dengan rekening “Persediaan”, sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Rekening kantor pusat                      ………………………….            xxx
         Persediaan barang dagangan             ………….                                 xxx
         Kas                              ………………………….                                    xxx

b.      Kantor cabang penerima:
Dengan menerima kiriman barang dagangan dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka:
-          Kewajiban kepada kantor pusat bertambah sebesar harga pokok barang yang diterima ditambah biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung (tanpa melalui kantor cabang lain).
-          Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan system fisik) atau persediaan (apabila menggunakan system perpetual) akan bertambah sebesar harga pokok barang yang diterima.
-          Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang penerima sebagai berikut:
Pengiriman barang dari kantor pusat             ………...           xxx*)
            Biaya angkut               ………………………...                                      xxx*)
            Rekening kantor pusat             ………………...                                    xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual maka rekening “Pengiriman barang dari kantor pusat” dan “Biaya Angkut” ini diganti dengan rekening “Persediaan”, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Persediaan barang dagangan             ………………...            xxx*)
            Rekening kantor pusat             ………………...                        xxx

c.       Kantor pusat:
Bagi kantor pusat transaksi tersebut akan berakibat:
-          Hak terhadap kantor penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
-          Pengiriman barang ke kantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim.
-          Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah dengan biaya angkut baik dari kantor pusat ke kantor cabang pengirim maupun dari kantor cabang pengirim ke kantor cabang penerima.
-          Pengiriman barang ke kantor cabang pengirim be4rkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim.
-          Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar selisih antara biaya angkut seandainya pengiriman dilakukan secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang pengirim dan dari kantor cabang pengirim ke kantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut:
Rekening kantor cabang penerima     ……………………….    xxx
Pengiriman barang ke cabang pengirim        ……………….  xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut            ……………………….    xxx
            Rekening kantor cabang pengirim                                                                  xxx
            Pengiriman barang ke cabang penerima                                                        xxx
Apabila kantor pusat mencatat persediaan dengan menggunakan sistem perpetual maka rekening “Pengiriman barang ke kantor cabang” ini tidak perlu diselenggarakan, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Rekening kantor cabang penerima     ………………………     xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut            ………………………     xxx
            Rekening kantor cabang pengirim      ………………                           xxx



3.      Pengiriman Barang Dagangan Yang Dicatat di Atas Harga Pokok

                                    Perbedaan akibat transaksi ini dengan transaksi sebelumnya, yaitu transfer barang antar cabangyang dicatat berdasar harga pokok terjadi karena transaksi ini terdapat cadangan kelebihan harga. Adanya cadangan kelebihan harga ini juga mempengaruhi besarnya perubahan rekening kantor cabang dan rekening kantor pusat. Akibat transaksi ini selengkapnya beserta pencatatannya oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut :
a.    Kantor cabang pengirim
Dengan mengirim barang dagangan ke kantor cabang lain atas perintah kantor pusat tersebut, maka :
-    Kewajiban kepada kantor pusat akan berkurang sebesar harga pokok ditambah harga pokok barang yang dikirim ditambah cadangan kelebihan harga dan biaya angkut baik dari kantor pusat kekantor cabang pengirim maupun dari kantor cabang pengirim kekantor cabang penerima.
-    Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan sistem fisik) atau persediaan (apabila menggunakan sistem perpetual) akan berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah cadangan kelebihan harga.
-    Biaya angkut akan berkurang sebesar biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang bersangkutan.
-    Kas akan berkurang sebesar kas yang dikeluarkan untuk membayar biaya angkut dari kantor cabang yang bersangkutan kekantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang pengirim :
Rekenging kantor pusat ............................................... xxx                                     
   Pengiriman barang dari kantor pusat .................................. xxx*)
   Biaya angkut ........................................................................ xxx*)
   Kas ....................................................................................... xxx
*)  Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetual maka rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” dan “biaya angkut” ii diganti dengan rekening  “persediaan”, sehingga jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi tersebut ialah :
Rekening kantor pusat ............................................... xxx
   Persediaan barang dagangan ........................            xxx
   Kas ............................................................................ xxx
b.      Kantor cabang penerima :
Dengan menerima kiriman barang dagangan dari kantor cabang lain atas perintah kantor pusat maka :
-          Kewajiban kepada kantor pusat bertambah sebesar harga pokok barang yang diterima ditambah biaya cadangan kelebihan harga dan biaya angkut dari kantor pusat ke kantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung (tanpa melalui kantor cabang lain).
-          Pengiriman barang dari kantor pusat (apabila menggunakan sistem fisik) atau persediaan (apabila menggunakan sistem perpetuel) akan bertambah sebesar harga pokok barang yang siterima ditambah cadangan kelebihan harga.
-          Biaya angkut bertambah sebesar biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang penerima sebagai berikut :
Pengiriman barang dari kantor pusat ............................... xxx*)
Biaya angkut ..................................................................... xxx*)
            Rekening kanor pusat ........................................................... xxx
*) Apabila perusahaan mencatat persediaan dengan sistem perpetuel maka rekening “pengiriman barang dari kantor pusat” dan “biaya angkut” ini diganti dengan rekening “persediaan”, sehingga jurnal yang dibuat oleh kantor cabnag penerima untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Persediaan barang dagangan ........................................... xxx
            Rekening kantor pusat ................................................... xxx
c.       Kantor pusat :
Bagi kantor pusat transaksi tersebut akan berakibat :
-          Hak terhadap kantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah cadangan kelebihan harga dan biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang yang bersangkutan seandainya dikirim secara langsung.
-          Pengiriman barang kekantor cabang penerima bertambah sebesar harga pokok barang yang dikirim.
-          Cadangan kelebihan harga kekantor cabnag penerima bertambah sebesar cadangan kelebihan harga.
-          Hak terhadap kantor cabang pengirim berkurang sebesar harga pokok barang yang dikirim ditambah dengan cadangan kelebihan harga dan biaya angkut baik dari kantor pusat kekantor cabang pengirim maupun dari kantor cabang pengirim kekantor cabnag penerima.
-          Pengiriman barang kekantor cabang pengirim berkurang ebesar harga pokok barang yang dikirim. Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim berkurang sebesar cadangan kelebihan harga.
-          Terjadi kerugian karena adanya kelebihan biaya angkut, yaitu sebesar selisih antara biaya angkut seandainya pengiriman dilakukan secara langsung dengan jumlah biaya angkut dari kantor pusat kekantor cabang pengirim dan dari kantor cabang pengirim kekantor cabang penerima.
Oleh karena itu transaksi ini akan dicatat oleh kantor pusat sebagai berikut :
Rekening kantor cabang penerima .......................................... xxx
Pengiriman barang kecabang pengirim .................................... xxx
Rugi – kelebian biaya angkut .................................................... xxx
Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim ............. xxx
                  Rekening kantor cabang pengirim .......................................... xxx
                  Pengiriman barang kecabang penerima .................................. xxx
                  Cadangan kenaikan harga  kekantor cabang penerima .......... xxx
Apabila kantor pusat mencatat persediaan dengan menggunakan sistem perpetual maka rekening “pengiriman barang kekantor cabang” ini tidak perlu diselenggarakan, sehingga jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah :
Rekening kantor cabang penerima ............................................ xxx
Rugi – kelebihan biaya angkut .................................................... xxx
Cadangan kelebihan harga kekantor cabang pengirim ............... xxx
                  Rekening kantor cabang pengirim ............................................ xxx
                  Cadangan kenaikan harga kekantor cabang penerima ............. xxx




1.3 KANTOR CABANG DI LUAR NEGERI

Apabila kantor cabang berada di luar negeri maka masalah khusus yang dihadapi menjadi semakin komplek. Di samping ketiga masalah khusus yang telah dibicarakan terdahulu masih terdapat tambahan satu jenis masalah khusus lagi, yaitu yang berkenaan dengan penjabaran laporan keuangan kantor cabang dari yang semula disajikan di dalam mata uang asing (dilihat dari kantor pusat) ke dalam mata uang domestik yang digunakan oleh kantor pusat. Masalah ini timbul kaerena kurs suatu mata uang terhadap mata uang lain selalu mengalami perubahan. Di dalam menjabarkan laporan keuangan yang disajikan di dalam mata uang asing ke dalam mata uang domestik tersebut terhadap beberapa metode antara lain:
1.      Current rate method.
2.      Non-current rate method.
3.      Current/noncurrent method.
4.      Monetarry/nonmonetary method.
5.      Temporar method.
1.   Current Rate Method
Di dalam metode ini untuk pemilihan tingkat kurs maka rekening laporan keuangan dikelompokkan menjadi 2, yaitu rekening timbal balik dan rekening non-timbal balik.
a.      Rekening timbal balik
Untuk rekening timbal balik akan dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal neraca.       Termasuk dalam kelompok rekening timbal balik ini adalah:
-          R/K kantor pusat.
-          Pengiriman darang dari kantor pusat.
b.      Rekening non-timbal balik
Semua rekening yang tidak termasuk rekening timbal balik akan dijabarkan berdasarkan tingkat kurs pada tanggal neraca.
2.   Non-current Rate Method
Di dalam metode ini sebelum laporan keuangan perusahaan anak dijabarkan ke dalam mata uang domestik maka laporan keuangan tersebut harus dinilai kembali dari mata uang non-fungsional ke dalam mata uang fungsional. Menurut FASB Statement no. 52 penilaian kembali tersebut dilakukan sebagai berikut:
           
Rekening                                                                                                         Tingkat kurs
1. Aktiva
a. Kas dan saldo rekening deposito                                                           Tanggal neraca
b. Investasi sementara                                                                                Historis
c. Piutang                                                                                                   Tanggal neraca
d. Cadangan kerugian piutang dan cadangan                                           
     penurunan harga                                                                                    Tanggal neraca
e. persediaan, dinilai berdasar:
    - Harga pokok                                                                                        Historis
    - Harga pokok pengganti                                                                        Tanggal neraca
    - Harga pasar                                                                                          Tanggal neraca
f. Persekot biaya                                                                                         Historis
g. bank garansi                                                                                           Tanggal neraca
h. Aktiva tetap dan akumulasi penyusutan                                                Historis
i. Polis asuransi jiwa                                                                                   Tanggal neraca
j. Persekot pajak                                                                                         Tanggal neraca
k. Aktiva tidak berujud                                                                              Historis
l. Beban ditangguhkan                                                                               Historis
m. Aktiva lain-lain                                                                                      Historis
2. Utang
    a. Utang dagang                                                                                          Tanggal neraca
    b. Utang dagang                                                                                         Tanggal neraca
    c. Utang bank/obligasi                                                                                Tanggal neraca
    d. Utang pajak                                                                                            Tanggal neraca
    e. Utang pendapatan                                                                                   Historis
3. Modal
    a. Modal saham                                                                                           Historis
    b. Agio/Dissagio modal saham                                                                   Historis
    c. Laba ditahan                                                                                           Tidak dinilai
                                                                                                                        kembali
4. Pendapatan
5. Biaya
    a. Harga pokok penjualan                                                                           Historis
    b. Penyusutan, Amortisasi, Depresiasi                                                        Historis
    c. Biaya dibayar per kas                                                                              Rata-rata
                                                                                                                        tertimbang
Apabila mata uang fungsional tersebut kebetulan sama dengan mata uang domestik kantor pusat maka setelah dinilai kembali tidak perlu dijabarkan lagi. Sebaliknya apabila mata uang fungsional kantor cabang berbeda dengan mata uang domestik kantor pusat, maka setelah dinilai kembali tersebut masih harus dijabarkan lagi ke dalam mata uang domestik kantor pusat berdasar kurs pada tanggal neraca, kecuali untuk rekening timbal balik. Jadi setelah dinilai kembali maka penjabarannya sama dengan metode curren rate.
3.   Current/Noncurent Method
Di dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a.       Rekening neraca lancar.
Rekening lancar akan dijabarkan berdasar kurs pada tanggal neraca.
b.      Rekening neraca tidak lancar.
Rekening tidak lancar akan dijabarkan berdasar kurs historis.
c.       Rekening rugi-laba.
Rekening rugi-laba akan dijabarkan berdasar kurs rata-rata tertimbang
4.      Monetary/Nonmonetary Method
Di dalam metode ini untuk penjabaran laporan keuangan kantor cabang dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a.       Rekening moneter.
Rekening moneter akan dijabarkan berdasar kurs pada tanggal neraca.
b.      Rekening non-moneter.
Rekening non-moneter akan dijabarkan berdasar kurs pada tanggal terjadinya.
c.       Rekening rugi-laba.
Rekening rugi-laba akan dijabarkan berdasar kurs rata-rata tertimbang
5.      Temporary Method
Di dalam metode ini untuk penjabaran maka rekening laporan keuangan dikelompokkan menjadi 3, yaitu:
a.       Rekening neraca yang dinilai berdasar harga pokok historis akan dijabarkan berdasar kurs historis.
b.      Rekening neraca yang dinilai berdasar nilai pasar atau dinilai di masa yang akan datang dijabarkan berdasarkan kurs pada tanggal neraca.
c.       Renening rugi laba dijabarkan berdasarkan kurs rata-rata.

1.4 AKUNTANSI UNTUK TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING

Perusahaan sering melakukan transaksi usaha dengan pihak asing yang bergerak dalam bidang ekspor-impor. Apabila transaksi usaha dengan pihak asing tersebut dinyatakan dalam mata uang domestik maka akuntansinya tidak berbeda dengan akuntansi terhadap transaksi usaha yang dilakukan dengan pihak yang berada di dalam negeri. Keadaan menjadi lain apabila transaksi usaha tersebut dinyatakan dalam mata uang asing. Transaksi seperti ini dicatat berdasarkan nilai uang domestik. Jadi transaksi usaha yang dinyatakan dalam mata uang asing tersebut akan dijabarkan kedalam mata uang domestik. Selanjutnya aktiva, pendapatan atau biaya yang terpengaruh transaksi tersebut akan dicatat berdasarkan nilai mata uang domesti (rupiah). Jadi untuka transaksi yang dinyatakan di dalam mata uang asing yang diterima atau dibayar secara tunai maka masalah akuntansinya sudah habis.
                        Keadaan akan menjadi lain apabila transaksi tersebut menimbulkan utang atu piutang yang dinyatakan didalam mata uang asing. Akuntansi terhadap transaksi yang dinyatakan di dalam mata uang asing yang menimbulkan uang atu piutang dalam mata uang asing tersebut dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1.      Pada tanggal transaksi
Pada tanggal transaksi ini aktiva, utang, pendapatan atu biaya akan dicatat berdasar kurs pada tanggal transaksi.

2.      Pada tanggal neraca
Apabila kurs mengalami perubahan maka nilai piutang atau utang yang dinyatakan dalam mata uang asing tersebut nilainya di dalm mata uang domestik akan mengalami perubahan. Perubahan tertsebut harus diakui sebagai laba/ rugi, yaitu:
·         Nilai piutang berubah diakui sebagai laba
·         Nilai piutang berkurang diakui sebagai rugi
·         Nilai utang bertambah diakui sebagai rugi
·         Nilai utang berkurang diakui sebagai laba

3.      Pada tanggal jatuh tempo atau pelunasan

Apabila perusahaan mempunyai piutang yang dinyatakan dalam mata uang asing maka pada tanggal jatuh tempo perusahaan akan menerima pelunasan yang dinyatakan dalam mata uang asing. Kas yang diterima tersebut harus dicatat berdasarkan kurs pada saat itu. Selisih antara kas yang dinyatakan di dalam mata uang domestik dengan nilai buku piutang yang dilunasi akan di akui sebagai laba atau rugi, yaitu:
-          Pelunasan lebih daripada nilai buku menimbulkan selisih laba. Hal ini terjadi apabila kurs mata uang asing tersebut mengalami peningkatan.
-          Pelunasan lebih kecil daripada nilai buku menimbulkan selisih rugi. Hal ini terjadi apabila kurs mata uang asing tersebut mengalami penurunan.
Demikian pula apabila perusahaan mempunyai utang yang dinyatakan dalam mata uang asing maka pada tanggal jatuh tempo perusahaan harus membeli mata uang asing sebesar utang. Apabila kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing tersebut berbeda dengan nilai buku utang maka selisihnya akan diakui sebagai laba atau rugi, yaitu:
-          Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing melibihi nilai buku utang amaka akan menimbulkan selisih rugi. Hal ini terjadi apabila kurs mata uang asing tersebut mengalami peningkatan.
Kas yang dikeluarkan untuk membeli mata uang asing lebih kecil daripada nilai buku utang maka akan menimbulkan selisih laba. Hal ini terjadi apabila kurs mata uang asing tersebut mengalami penurunan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar